PRABOWO: PREDIKSI TIMOR-TIMOR LEPAS ( 10 TAHUN SEBELUM KEJADIAN ) By Admin Posted on September 3, 2018 5 min read Komentar Dinonaktifkan pada PRABOWO: PREDIKSI TIMOR-TIMOR LEPAS ( 10 TAHUN SEBELUM KEJADIAN )
Jurnal Hub. Soe Hok Gie pernah mengatakan tentang sosok Prabowo, “Ia cepat
menangkap persoalan-persoalan dengan cerdas”. Dan yang dia maksud pada
saat itu adalah Prabowo yang masih berumur 19 tahun.
Banyak yang mengenal sosok Prabowo menyatakan bahwa Prabowo adalah sosok yang progresif dalam berpikir dan strategis sehingga seringkali cara berpikirnya tidak mudah di pahami oleh banyak orang, khususnya yang awam dan belum mengenal Prabowo. Sehingga mereka banyak terjebak oleh media jahat milik cukong yang 24 jam terus memfitnah Prabowo sejak 98.
Ketika beberapa bulan lalu Prabowo Subianto mengeluarkan pernyataan dari novel intelejen tentang bubarnya Indonesia di 2030. Pernyataan itu lantas menuai kritik dan hujatan dari berbagai pihak.
Mereka lupa bahwa proyeksi geopolitik sebuah kawasan sangat jamak di bahas dan di rancang bangun konstruksi bentuk perkembangannya oleh kalangan intelejen dunia. Dan sudah jamak pula, proyeksi tersebut di terbitkan dalam bentuk novel-novel yang kemudian diangkat ke layar lebar.
Bagaimana Cina di perkirakan akan menjadi raksasa dunia lebih dari 50 tahun yang lalu sejak dia mulai mengungguli rusia meski sama-sama komunis. Dan semua proyeksi itu sekarang terjadi.
Bagaimana kawasan timteng, di proyeksikan dalam keadaan kerajaan pasir yang suatu saat akan runtuh oleh perang sekte sunni-syiah paska di sah-kannya Sykes-Picot border paska keruntuhan kekhalifahan ottoman. Dan kini semua terjadi.
“Dia (Prabowo) memikirkan hal-hal yang mungkin orang lain tidak fikirkan,” ujar Hashim dalam sambutannya di seminar nasional bertajuk Paradoks Indonesia di Hotel Sahid Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta.
Hashim menuturkan, prediksi serupa pun pernah diungkapkan oleh Prabowo terkait pecahnya Timor-Timor atau Timor Leste. Kala itu dengan gejolak yang terjadi di sana, mantan Danjen Kopassus itu telah mewanti-wanti kepada Panglima TNI kala itu agar menyikapi situasi di Timor Leste dengan serius, jika tidak maka dikhawatirkan akan berdampak buruk.
“Saya diberitahu oleh kawan-kawan, Letkol Prabowo tahun 1990 mengirim suatu memo ke Panglimanya, dia prihatin dengan kondisi di Timor-Timor dan dia meramalkan kalau kondisi ini berlanjut, dia memperkirakan satu hal yang tidak baik untuk Indonesia. Dia mengatakan kalau hal ini tidak diperhitungkan bendera Indonesia bisa diturunkan. 10 tahun sebelum memorandun Timor-timor, Letkol Prabowo sudah memprediksi itu,” jelasnya.
Kini anak bangsa hanya bisa menyesali lepasnya Timor-timor. Entah salah siapa, yang pasti sudah seharusnya hal tersebut menjadi pembelajaran kepada kita semua.
Sebagai anak bangsa kita harus bersatu, jangan mau di adu domba agar negara ini kuat dan tidak mudah dikendalikan oleh Asing Aseng melalui antek-antek mereka , pengkhianat bangsa.
Kurang hebat dan digdaya apa Uni Soviet itu? Toh akhirnya pecah menjadi 15 negara tanpa perang. Kurang hebat apa kekhalifahan ottoman? Hancur dalam bentuk negara-negara kecil di timur tengah dan hingga sekarang saling berperang.
Perpecahan juga terjadi di Yugoslavia. Negara besar itu pun akhirnya terpecah menjadi 7 negara setelah terjadi perang.
“Apapun kondisinya di bawah presiden Prabowo tidak bakal ada wilayah Indonesia yang lepas,” tegas Hashim.
Cukuplah timor-timor menjadi pelajaran. Berhentilah mencela, sediakan waktu untuk berpikir dan mulailah mendengarkan apa kata Prabowo. Semua ini demi negara kita tercinta dan keselamatan anak cucu kita.
Banyak yang mengenal sosok Prabowo menyatakan bahwa Prabowo adalah sosok yang progresif dalam berpikir dan strategis sehingga seringkali cara berpikirnya tidak mudah di pahami oleh banyak orang, khususnya yang awam dan belum mengenal Prabowo. Sehingga mereka banyak terjebak oleh media jahat milik cukong yang 24 jam terus memfitnah Prabowo sejak 98.
Ketika beberapa bulan lalu Prabowo Subianto mengeluarkan pernyataan dari novel intelejen tentang bubarnya Indonesia di 2030. Pernyataan itu lantas menuai kritik dan hujatan dari berbagai pihak.
Mereka lupa bahwa proyeksi geopolitik sebuah kawasan sangat jamak di bahas dan di rancang bangun konstruksi bentuk perkembangannya oleh kalangan intelejen dunia. Dan sudah jamak pula, proyeksi tersebut di terbitkan dalam bentuk novel-novel yang kemudian diangkat ke layar lebar.
Bagaimana Cina di perkirakan akan menjadi raksasa dunia lebih dari 50 tahun yang lalu sejak dia mulai mengungguli rusia meski sama-sama komunis. Dan semua proyeksi itu sekarang terjadi.
Bagaimana kawasan timteng, di proyeksikan dalam keadaan kerajaan pasir yang suatu saat akan runtuh oleh perang sekte sunni-syiah paska di sah-kannya Sykes-Picot border paska keruntuhan kekhalifahan ottoman. Dan kini semua terjadi.
“Dia (Prabowo) memikirkan hal-hal yang mungkin orang lain tidak fikirkan,” ujar Hashim dalam sambutannya di seminar nasional bertajuk Paradoks Indonesia di Hotel Sahid Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta.
Hashim menuturkan, prediksi serupa pun pernah diungkapkan oleh Prabowo terkait pecahnya Timor-Timor atau Timor Leste. Kala itu dengan gejolak yang terjadi di sana, mantan Danjen Kopassus itu telah mewanti-wanti kepada Panglima TNI kala itu agar menyikapi situasi di Timor Leste dengan serius, jika tidak maka dikhawatirkan akan berdampak buruk.
“Saya diberitahu oleh kawan-kawan, Letkol Prabowo tahun 1990 mengirim suatu memo ke Panglimanya, dia prihatin dengan kondisi di Timor-Timor dan dia meramalkan kalau kondisi ini berlanjut, dia memperkirakan satu hal yang tidak baik untuk Indonesia. Dia mengatakan kalau hal ini tidak diperhitungkan bendera Indonesia bisa diturunkan. 10 tahun sebelum memorandun Timor-timor, Letkol Prabowo sudah memprediksi itu,” jelasnya.
Kini anak bangsa hanya bisa menyesali lepasnya Timor-timor. Entah salah siapa, yang pasti sudah seharusnya hal tersebut menjadi pembelajaran kepada kita semua.
Sebagai anak bangsa kita harus bersatu, jangan mau di adu domba agar negara ini kuat dan tidak mudah dikendalikan oleh Asing Aseng melalui antek-antek mereka , pengkhianat bangsa.
Kurang hebat dan digdaya apa Uni Soviet itu? Toh akhirnya pecah menjadi 15 negara tanpa perang. Kurang hebat apa kekhalifahan ottoman? Hancur dalam bentuk negara-negara kecil di timur tengah dan hingga sekarang saling berperang.
Perpecahan juga terjadi di Yugoslavia. Negara besar itu pun akhirnya terpecah menjadi 7 negara setelah terjadi perang.
“Apapun kondisinya di bawah presiden Prabowo tidak bakal ada wilayah Indonesia yang lepas,” tegas Hashim.
Cukuplah timor-timor menjadi pelajaran. Berhentilah mencela, sediakan waktu untuk berpikir dan mulailah mendengarkan apa kata Prabowo. Semua ini demi negara kita tercinta dan keselamatan anak cucu kita.
Komentar
Posting Komentar